ERA PERUBAHAN

MULAI DARI SAAT INI, MULAI DARI DIRI SENDIRI, MULAI DARI HAL YANG TERKECIL

Minggu, 10 Oktober 2010

IBROH dan Kecerdasan dari "Manusia Cerdas" Versi Allah


18.25 |



Dan semua kisah dari rasul-rasul kami ceritakan kepadamu, ialah kisah-kisah yang dengannya kami teguhkan hatimu; dan dalam surat Ini Telah datang kepadamu kebenaran serta pengajaran dan peringatan bagi orang-orang yang beriman. (Qs. Hud : 120)


Fungsi sejarah bagi orang-orang beriman adalah peneguh hati, pengajaran, peringatan dan sumber kebenaran. Dalam ayat yang lain, bahwa kisah-kisah atau sejarah bagi “Ulil Albab/Manusia Cerdas” adalah sebagai Ibroh atau Pengajaran.

Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran (Ibroh) bagi orang-orang yang mempunyai akal (Ulil Albab). Al Quran itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman. (Qs. Yusuf : 111)

Ulil Albab adalah “Manusia Cerdas” Versi Allah yang memiliki Karakteristik diantarnya :

(1). Memiliki ilmu dan hikmah Qs. 3:7, 2:269,

(2). Kritis dan teguh pendirian Qs. 29:18, 2:179, 5:100,

(3). Progresif dalam berdakwah Qs. 13:19-22 ,

(4). Hanya takut pada Allah Qs. 2:197, 65:10 , dan

(5).Tekun beribadah Qs. 39:9.

Kecerdasan dari “manusia cerdas” versi Allah ini diperoleh karena telah menjadikan kisah-kisah dan peristiwa sejarah sebagai “I B R O H“.

Ibroh yang terdapat dalam Alquran mengandung dampak edukatif yang sangat besar, yaitu mengantarkan penyimaknya pada kepuasan berpikir mengenai persoalan akidah. Kepuasan edukatif tersebut dapat menggerakkan kalbu, mengembangkan perasaan ketuhanan serta menanamkan, mengokohkan, dan mengembangkan akidah tauhid, ketundukan kepada syariat Allah, atau ketundukan pada berbagai perintah-Nya.

Pertama, ibroh melalui kisah. Setiap kisah Qurani atau nabawi memiliki tujuan pendidikan ketuhanan. ‘Ibroh melalui kisah hanya dapat dicapai melalui orang yang berpikir sadar dan orang yang hawa nafsunya tidak mengalahkan akal dan fitrah. Artinya, dia mampu menarik kesimpulan dari kisah tersebut. (Qs. Yusuf : 111)

Kedua, mengambil pelajaran dari nikmat dan makhluk Allah. Berbagai nikmat dan makhluk Allah yang telah disediakan bagi manusia dapat menjadi ‘ibroh bagi manusia (QS An-Nahl: 66-67).


Karena ‘ibroh didasarkan atas pemikiran yang dalam dan pengamatan yang cermat, kita dapat mengetahui hikmah ketuhanan melalui isyarat dari beberapa perkara yang mengajak kepada perenungan. Seperti misalnya, berbagai keajaiban yang telah diciptakan dan dianugerahkan Allah kepada kita.

Ketiga, mengambil pelajaran dari berbagai peristiwa bersejarah. Alquran telah mengisyaratkan beberapa peristiwa sejarah yang menonjol dan memiliki kaitan dengan peristiwa sesudahnya. Banyak ayat-ayat Alquran yang menyebut berbagai fakta sejarah agar umat menarik pelajaran darinya.

http://serbasejarah.wordpress.com/


You Might Also Like :


0 komentar:

Posting Komentar