ERA PERUBAHAN

MULAI DARI SAAT INI, MULAI DARI DIRI SENDIRI, MULAI DARI HAL YANG TERKECIL

Minggu, 10 Oktober 2010

HATI...


19.34 |




bismillahirahmanirrahim

Kepribadian manusia sangat
tergantung kepada suasana hati yang dipengaruhi pikiran. Seumpama teko,
ia hanya mengeluarkan isinya. Bila isinya teh, maka yang keluar pun
teh. Kalau isinya air bening, maka teko itu pun hanya mengeluarkan air
bening.


Demikian halnya dengan kepribadian seseorang. Bila hati...ya sedang
diliputi kegembiraan, maka terpancarlah rasa sukacita itu dari raut
wajah, tutur kata gerak-gerik, dan perilaku fisik lainnya. Sebaliknya,
hati yang sedih sebagai buah dari pikiran yang kusut. Tercermin pulalah
dalam penampilan, tatapan mata, desahan nafas, raut wajah, atau
kelesuan tubuhnya.

Memang, tubuh hanyalah alat ekspresi dari kondisi hati. Sehingga, Rosulullah saw. pernah bersabda, "Di
dalam tubuh manusia itu ada segumpal daging. Kalau daging itu baik,
maka baik pula tubuhnya, tetapi kalau daging itu buruk, maka buruklah
seluruh sikapnya. Ia adalah hati."

Oleh karena
itu, sekiranya dalam mengarungi hidup ini kita merasa kurang
berprestasi, kurang berkualitas, atau jemu dan tidak bergairah dalam
menghadapi hari demi hari, sehingga kehadiran kita kurang memiliki
arti, baik bagi diri sendiri, keluarga, maupun lingkungan, maka
ketahuilah bahwa semua itu sama sekali bukan disebabkan oleh adanya
kesulitan-kesulitan yang menghimpit, melainkan lantaran kurang terampilnya kita dalam mengelola suasana hati, sehingga menjadi tidak sanggup memompa dan membakar semangat.
Padahal, bukankah semua bahan bakunya telah disiapkan oleh Allah yang
Maha Rahman secara adil dan sempurna, di dalam diri kita sendiri?"

Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dengan sebaik-baik bentuk,"
demikian firman-Nya. Jadi, tidak ada kekurangan menurut ilmu Allah.
Diri kita sudah disiapkan dengan sempurna untuk menjadi diri sendiri,
yang memiliki potensi sama untuk meraih kualitas pribadi terbaik yang
berhak mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat.

Jadi, tidak ada kekurangan menurut ilmu Allah. Diri kita sudah disiapkan dengan sempurna untuk menjadi diri sendiri, yang memiliki potensi sama untuk meraih kualitas pribadi terbaik yang berhak mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat.

Sungguhpun
kita dapati beberapa kekurangan menempel pada tubuh ini, sesungguhnya
kekurangan lahir itu amatlah semu. Dan itupun semata-mata didasarkan
atas penilaian kita saja yang sudah pasti senantiasa diselimuti hawa
nafsu. Sesungguhnya kekurangan-kekurangan yang Dia berikan pada jasad
(lahir) ini merupakan alat yang amat potensial untuk mengembangkan
kualitas hati.

Bahwa justru dengan kekurangan yang ada, hati
menjadi terlindung dari riya, sum'ah, dan takabur, sehingga menjadi
terlatih untuk selalu ridha dan sabar. Bukankah bersikap sabar itu
lebih sulit dan berat ketika mendapatkan nikmat ketimbang saat didera
musibah? Disamping itu, hati pun niscaya akan terlatih menjadi ahli
syukur karena ternyata musibah kekurangan yang ada itu pasti teramat
kecil dibandingkan dengan nikmat kesempurnaan lainnya yang melimpah
ruah.

Walhasil, bila kekurangan itu membuat kita menjadi minder
(rendah diri), pemalu, kecewa, atau bahkan putus asa, maka jelaslah
semua ini karena diciptakan oleh perasaan sendiri sebagai akibat salah
mengatur suasana hati. Sehingga, tidak hanya akan merugikan diri
sendiri, tetapi bukan tidak mungkin orang lain pun ikut terkena
getahnya.

Maka, mengantisipasi kondisi semacam ini, kuncinya hanya satu: kesadaran penuh bahwa hidup didunia ini hanya mampir sebentar saja karena memang bukan disinilah tempat kita yang sebenarnya.
Asal usul kita adalah dari surga dan tempat itu yang memang layak bagi
kita. Jika berminat dan bersungguh-sungguh berjuang untuk
mendapatkannya, maka Allah pun sebenarnya sangat ingin membantu kita
untuk kembali ke surga.

Bukalah kitabullah Al-Qur'an dan
lihatlah janji-janji yang difirmankanNya. Betapa banyak amalan yang
amat kecil dan sederhana bisa membuat dosa kita diampuni dan diberi
pahala berlipat ganda.

Sahabat sekalian, kita memang harus bertindak cermat agar "sang umur",
sebagai modal hidup kita, benar-benar efektif dan termanfaatkan dengan
baik. Sebab, bisa jadi kita tak lama lagi hidup di dunia ini. Akankah
sisa umur ini kita habiskan dengan kesengsaraan dan kecemasan padahal
semua itu sama sekali tidak mengubah apapun, kecuali hanya menambah
tersiksanya hidup kita? Tidak!, sudah terlalu lama
kita menyengsarakan diri. Harus kita manfaatkan sisa umur ini dengan
sebaik-baiknya agar mendapat kebahagiaan kekal di dunia dan di akhirat
nanti.

Kebanyakan kita suka tenggelam dalam kesengsaraan, persis
seperti kapal selam yang bocor, semakin banyak bocornya, semakin cepat
pula tenggelamnya. Sepertinya kita ini adalah orang-orang yang tidak
dapat mengatur pikiran dengan baik. Kerap terhantui oleh masa lalu,
berangan-angan dan cemas akan hari esok, semua itu membanjiri dan
menenggelamkan pikiran, sehingga tak sempat lagi berfikir banyak untuk
hari ini. Padahal, hari kita justru hari ini.

Sekiranya masa
lalu kita buruk dan kurang sukses, justru akan menjadi baik dengan
baiknya hari ini. Begitupun jika kita merindukan hari esok yang baik,
maka kita peroleh dengan berlaku semaksimal mugkin pada hari ini.

Sekali
lagi, hari milik kita adalah hari ini. Maka, kita buat sukses dengan
gemilang. Apa yang terjadi di masa lalu adalah bahan pendorong untuk
hari ini. Bergelimang dosa pada hari yang lalu menjadi pemicu untuk
bertaubat pada hari ini. Janganlah pikiran kita dipenuhi dengan ingatan
akan banyaknya dosa, namun penuhilah dengan pikiran tentang bagaimana
caranya agar memperoleh ampunan dari Allah pada hari ini.

Karenanya, gelorakan semangat untuk bertaubat sesempurna mungkin. Kelemahan dan kegagalan masa lalu
tidak usah menjadi buah fikiran berlama-lama. Kuasailah pikiran dengan
baik dan kerahkan seoptimal mungkin agar memperoleh kesuksessan dan
kebahagiaan pada hari ini.

Bila air dari gelas tumpah, apalah
perlunya pikiran dan hati tenggelam dalam kesedihan dan kekecewaan
berlarut-larut. Biarlah semuanya terjadi sesuai dengan ketetapan Allah.
Kuatkan pikiran kita untuk mencari air yang baru. Dengan demikian, Insya Allah tumpahnya air akan menjadi keuntungan karena kita mendapatkan pahala sabar serta pahala ikhtiar.

Dan
yang terlebih penting lagi, kita akan dilimpahi aneka nikmat baru yang
lebih besar karena kita telah menjadi ahli syukur nikmat. Bukankah
Allah Azza wa Jalla telah berjanji, "Sesungguhnya jika kamu
bersyukur, pasti Kami akan menambah nikmat kepadamu, tetapi jika kamu
mengingkari nikmat-Ku, maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih". (QS. Ibrahim (140):7)

Jadi,
jangan pikiran kita terjerat oleh rasa malu. Kemarin jelek, maka hari
ini harus bagus, sehingga hari esok pun menjadi cerlang cemerlang!.
Aturlah pikiran kita dengan baik dan cegahlah dari hal-hal yang dapat
merusak suasana hari ini. Kondisikan agar kita selalu mampu berpikir
positif.

Mengapa kita harus gelisah memikirkan nikmat yang belum
tampak? Padahal, semua yang kita inginkan mutlak kuncinya adalah qudrah
dan iradah Allah. Dan Dia sangat memperhatikan perilaku kita setiap
saat. Sekiranya Allah, tidak menghendaki, maka tidak akan pernah
terjadi apapun jua. Namun sekiranya Dia menhendaki sesuatu, maka tiada
sesuatu pun yang dapat menolaknya.

Allah berfirman, "Jika
Allah menimpakan suatu kemudharatan kepadamu, maka tidak ada yang dapat
menghilangkannya, kecuali Dia. Dan jika Allah menhendaki kebaikan
bagimu, maka tak ada yang dapat menolak karunia-Nya Dia memberikan
kebaikan itu kepada siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya
dan Dialah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. Yunus (10) : 107)

Tegasnya,
siapapun yang memiliki cita-cita luhur, yakinlah bahwa hari ini adalah
kunci untuk hari esok. Sekiranya Allah menyaksikan hari ini penuh
dengan perjuangan dan pengabdian yang gigih, sarat semangat dan gairah
hidup, shalat tepat waktu dan khusyuk, bibir dilimpahi dengan bacaan
Qur'an dan dzikir, kerap berbuat kebaikan pada sesama, maka niscaya Dia
akan membukakan jalan bagi kesuksessan hidup kita.

Semoga Allah menggolongkan kita menjadi hamba-hambanya yang penuh semangat dan gairah hidup untuk menyempurnakan ikhtiar di jalan yang diridhai-Nya, sehingga singkat di dunia benar-benar penuh kesan dan arti.


You Might Also Like :


0 komentar:

Posting Komentar